Anak-anak yang sering mengalami kesulitan dalam
menerima pelajaran di sekolah atau berkonsentrasi mengerjakan tugasnya
sering disalahartikan menderita gangguan perilaku berupa sulit
memusatkan perhatian atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD).
Tapi sebenarnya jika diamati lebih jauh lagi, anak
yang susah berkonsentrasi banyak yang disebabkan karena anak Anda
kurang waktu istirahat atau tidur. Hal inilah yang seringkali tidak
disadari oleh para orang tua.
Gangguan tidur pada anak terbukti bisa mempengaruhi
seluruh anggota keluarga. Anak usia sekolah membutuhkan setidaknya 10 -
12 jam tidur per hari. Pekerjaan rumah, olahraga, kegiatan sesudah
sekolah, TV, komputer, dan permainan video game serta kesibukan orang
tua dapat berkontribusi pada kurangnya waktu tidur untuk anak-anak.
Sebuah penelitian baru-baru ini telah menunjukan dampak dari seorang
anak yang kurang tidur. Diantaranya adalah mudah lelah di siang hari,
kesulitan dalam konsentrasi, mudah marah dan frustrasi, serta kesulitan
modulasi impuls dan emosi. Berikut ini adalah berbagai macam efek yang
ditimbulkan akibat anak kurang tidur:
1. Tidur di kelas. Ini adalah suatu yang alami bahwa jika
seorang anak kurang tidur di malam hari, akibatnya ia pasti tidur di
kelas keesokan harinya. Ini berdampak pada hilangnya informasi yang
diberikan oleh guru dan mungkin hanya mendengarkan setengah hati. Anak
tidak akan merasa segar dan energik.
2. Kurang konsentrasi. Kurang tidur akan menyebabkan kelelahan pada anak dan ia tak akan bisa fokus dengan baik pada pelajaran yang penting.
3. Pemarah. Kurang tidur dapat menyebabkan
anak mudah tersinggung atau perilaku yang cenderung hiperaktif,
sehingga sulit bagi anak-anak untuk berkonsentrasi di sekolah.
4. Penurunan IQ. Para peneliti di University
of Virginia menemukan anak-anak yang menderita insomnia mengalami
penurunan kecerdasan. Mereka juga dapat skor nilai lebih rendah di
sekolah dan mungkin tidak mampu mengembangkan hubungan baik dengan
teman sebaya. Para ahli berpendapat bahwa tidur bisa melindungi memori
ingatan dari gangguan. Semakin cepat Anda tidur setelah belajar untuk
ujian, semakin besar kemungkinan Anda untuk mengingatnya nanti.
5. Masalah emosional. Kurang tidur dapat
meningkatkan hormon stres kortisol. Akibatnya bisa terjadi masalah yang
berkaitan dengan depresi dan kecemasan. Hal ini dapat membuat anak
merasa sedih, marah, lelah, mual dan khawatir sepanjang waktu. Karena
dia hanya seorang anak, jadi sulit baginya untuk dapat mengetahui
bagaimana menangani emosi-emosi negatif. Anak hanya bisa menangis,
kehilangan semua harapan dan kepercayaan diri. Ketakutan mungkin mulai
bersarang di dalam pikirannya.
6. Masalah Berat Badan. Sebuah studi dari
Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menemukan bahwa kurang
tidur pada anak dapat menyebabkan obesitas. Diketahui, untuk setiap jam
tambahan tidur pada anak, risiko berat badan turun sebesar 9 persen.
Penelitian ini juga menemukan bahwa anak-anak yang kekurangan tidur 92
persen lebih mungkin mengalami kegemukan pada saat dewasa daripada
mereka yang cukup tidur.
7. Sulit berpikir logis. Kurang tidur mengakibatkan kelelahan
dan bisa membunuh kemampuannya untuk berpikir dengan cara yang logis.
Pikiran yang aktif sangat penting untuk seorang anak dapat berpikir
logis. Semua pelajaran anak pelajari di sekolah mungkin akan hilang
karena kurang tidur.