Indonesia mencetak rekor dunia baru, yakni paspor termahal di dunia yang didapat terdakwa kasus korupsi pajak Gayus HP. Tambunan dari jaringan mafia hukum yang membekinginya untuk pelesiran ke Makau, China, Kuala Lumpur, dan Singapura pada September 2010. Harganya fantastis, US$ 100 ribu atau sekitar Rp. 900 juta bila kurs Rp. 9.000/dolar !
Seperti dikutip dari Harian Media Indonesia dan beberapa sumber lain, Rabu (12/1/2011), paspor dengan nama Sony Laksono, nama samaran Gayus HP. Tambunan tersebut, bisa jadi merupakan yang termahal di dunia, karena biaya pembuatan paspor resmi di Indonesia hanya Rp 270.000, sementara di Singapura Rp. 544 ribu, di Malaysia Rp. 1,5 juta, di Selandia Baru Rp. 990 ribu, di Inggris Rp. 1,2 juta, di Amerika Serikat Rp. 890 ribu, dan di Australia Rp. 1,8 juta.
Hebatnya, di Bandara Soekarno-Hatta, darimana Gayus berangkat ke luar negeri, paspor hijau atau paspor untuk masyarakat umum itu bisa digunakan di jalur 3 keberangkatan, jalur khusus untuk pemegang paspor biru atau paspor milik warga asing dan untuk keperluan diplomatik. Dan yang lebih hebat, meski ketika paspor itu digesek yellow alert (sinyal kuning) berbunyi, Gayus tetap dapat terbang ke luar negeri.
Paspor tersebut diperoleh Gayus melalui seorang calo paspor berinisial A yang diduga merupakan anggota sindikat pemalsu paspor yang bisa jadi dengan sengaja dimanfaatkan jaringan mafia hukum yang membekingi Gayus, agar paspor itu dibuatkan. A sudah ditangkap polisi sekitar Senin (10/1/2011) di sebuah rumah di Jakarta Selatan, dan dari pengakuannya diketahui, untuk membuat paspor asli tapi palsu itu, Gayus mengeluarkan uang US$ 100 ribu.
“Dari jumlah itu, A mendapat bagian US$ 2,500, dan sisanyanya dibagi-bagi kepada teman-temannya yang membantu pembuatan paspor tersebut,” jelas Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Anton Bahrul Alam, Selasa (11/1/2011).
Dalam proses pembuatan paspor tersebut, A bertugas memotret Gayus yang mengenakan wig dan kacamata, dengan kamera pribadinya. Setelah itu, foto ditempelkan pada buku paspor yang diduga asli. Polisi kini tengah memburu rekan-rekan A yang terlibat pembuatan paspor tersebut, dan mengusut siapa pegawai kantor Imigrasi Jakarta Timur yang memberikan paspor itu kepada A.
Keyakinan bahwa paspor aspal Gayus merupakan yang termahal di dunia, juga dapat direferensikan dari pengakuan seorang spesialis pembuat surat berharga yang diwawancarai Media Indonesia, namun namanya hanya diinisialkan dengan huruf ‘B’. Kata si B ini, tarif yang ia kenakan untuk membuat paspor palsu hanya Rp. 1 juta – 2 juta, sementara untuk paspor aspal tarifnya Rp. 10 juta/paspor.
“Pembuatan paspor aspal itu jauh lebih mahal karena menggunakan blangko asli dari kantor Imigrasi,” jelasnya.
B mengaku, untuk pendataan agar mendapatkan blangko asli Imigrasi, ia menggunakan alamat palsu. Biasanya alamat yang digunakan alamat di kawasan padat penduduk yang memiliki banyak rumah kontrakan.
“Dengan keahlian mencetak dan memahami jenis kertas, saya tidak kesulitan untuk membuat paspor palsu,” katanya.
Wakil Komisi III DPR RI, Tjatur Sapto Edy, mengatakan, fakta bahwa paspor Gayus bisa melewati jalur 3 Bandara Soekarno-Hatta membuktikan memang ada kesengajaan dan pembiaran untuk meloloskan Gayus ke Makau, Singapura, Kuala Lumpur, dan China pada September 2010.
Seperti dikutip dari Harian Media Indonesia dan beberapa sumber lain, Rabu (12/1/2011), paspor dengan nama Sony Laksono, nama samaran Gayus HP. Tambunan tersebut, bisa jadi merupakan yang termahal di dunia, karena biaya pembuatan paspor resmi di Indonesia hanya Rp 270.000, sementara di Singapura Rp. 544 ribu, di Malaysia Rp. 1,5 juta, di Selandia Baru Rp. 990 ribu, di Inggris Rp. 1,2 juta, di Amerika Serikat Rp. 890 ribu, dan di Australia Rp. 1,8 juta.
Hebatnya, di Bandara Soekarno-Hatta, darimana Gayus berangkat ke luar negeri, paspor hijau atau paspor untuk masyarakat umum itu bisa digunakan di jalur 3 keberangkatan, jalur khusus untuk pemegang paspor biru atau paspor milik warga asing dan untuk keperluan diplomatik. Dan yang lebih hebat, meski ketika paspor itu digesek yellow alert (sinyal kuning) berbunyi, Gayus tetap dapat terbang ke luar negeri.
Paspor tersebut diperoleh Gayus melalui seorang calo paspor berinisial A yang diduga merupakan anggota sindikat pemalsu paspor yang bisa jadi dengan sengaja dimanfaatkan jaringan mafia hukum yang membekingi Gayus, agar paspor itu dibuatkan. A sudah ditangkap polisi sekitar Senin (10/1/2011) di sebuah rumah di Jakarta Selatan, dan dari pengakuannya diketahui, untuk membuat paspor asli tapi palsu itu, Gayus mengeluarkan uang US$ 100 ribu.
“Dari jumlah itu, A mendapat bagian US$ 2,500, dan sisanyanya dibagi-bagi kepada teman-temannya yang membantu pembuatan paspor tersebut,” jelas Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Anton Bahrul Alam, Selasa (11/1/2011).
Dalam proses pembuatan paspor tersebut, A bertugas memotret Gayus yang mengenakan wig dan kacamata, dengan kamera pribadinya. Setelah itu, foto ditempelkan pada buku paspor yang diduga asli. Polisi kini tengah memburu rekan-rekan A yang terlibat pembuatan paspor tersebut, dan mengusut siapa pegawai kantor Imigrasi Jakarta Timur yang memberikan paspor itu kepada A.
Keyakinan bahwa paspor aspal Gayus merupakan yang termahal di dunia, juga dapat direferensikan dari pengakuan seorang spesialis pembuat surat berharga yang diwawancarai Media Indonesia, namun namanya hanya diinisialkan dengan huruf ‘B’. Kata si B ini, tarif yang ia kenakan untuk membuat paspor palsu hanya Rp. 1 juta – 2 juta, sementara untuk paspor aspal tarifnya Rp. 10 juta/paspor.
“Pembuatan paspor aspal itu jauh lebih mahal karena menggunakan blangko asli dari kantor Imigrasi,” jelasnya.
B mengaku, untuk pendataan agar mendapatkan blangko asli Imigrasi, ia menggunakan alamat palsu. Biasanya alamat yang digunakan alamat di kawasan padat penduduk yang memiliki banyak rumah kontrakan.
“Dengan keahlian mencetak dan memahami jenis kertas, saya tidak kesulitan untuk membuat paspor palsu,” katanya.
Wakil Komisi III DPR RI, Tjatur Sapto Edy, mengatakan, fakta bahwa paspor Gayus bisa melewati jalur 3 Bandara Soekarno-Hatta membuktikan memang ada kesengajaan dan pembiaran untuk meloloskan Gayus ke Makau, Singapura, Kuala Lumpur, dan China pada September 2010.