Jakarta - Saat si kecil memasuki usia balita, dia bisa
menjadi sangat sulit untuk ditangani. Anak mulai susah diajak mandi
atau makan. Dia bisa tiba-tiba marah dan menangis kencang saat
keinginannya tidak dituruti, dan masih banyak masalah lainnya.
Masa
balita bisa jadi saat yang sulit sekaligus menyenangkan untuk orangtua.
Di usia ini, anak mulai menunjukkan berbagai kepintarannya. Namun di
sisi lain, dia juga mulai terlihat mandiri. Hambatannya adalah, mereka
masih memiliki kemampuan terbatas dalam berkomunikasi dan memahami
sesuatu.
"Mereka (anak-anak berusia balita) mengerti kalau mereka
bisa melakukan sesuatu," ujar Spesialis Perkembangan Anak, Claire
Lerner, seperti dikutip WebMD.
"Hal ini pun membuat mereka ingin
menunjukkan pada dunia dan menegaskan pada diri mereka sendiri dengan
cara yang baru, bukan bayi lagi. Namun masalahnya mereka memiliki
kontrol diri yang kurang dan belum berpikir rasional," urai Lerner.
Dengan
segala kombinasi cara berpikir dan tingkah laku itu, bukan tidak
mungkin Anda kerap merasa hilang akal menghadapi si kecil. Apalagi jika
kata-kata yang sering diucapkannya adalah 'tidak'.
Jadi, adakah solusi agar mengurus si balita menjadi lebih mudah? Berikut ini beberapa cara mudah mendisiplinkan si kecil:
1. Konsisten
Perintah
dan rutinitas membuat si kecil merasa memiliki tempat perlindungan dari
dunia yang mereka lihat tidak dapat diprediksi," ujar Lerner. "Saat ada
sesuatu yang sudah bisa diprediksi dan dilakukan dengan rutin, ini
membuat anak merasa lebih nyaman dan aman. Mereka pun jadi lebih
bersikap manis dan tenang karena tahu apa yang akan terjadi," tambahnya.
Sesuai
dengan saran Lerner tersebut, cobalah untuk melakukan segala kegiatan
si kecil sesuai jadwal, setiap hari. Artinya Anda harus memiliki waktu
tidur siang, makan dan tidur malam yang konsisten. Begitu juga konsisten
kapan waktu dia bisa bermain.
Jika Anda hendak membuat
perubahan, misalnya saat Anda harus pergi ke luar kota, katakan padanya
sejak jauh-jauh hari. Persiapkan anak menghadapi hal ini agar mereka
tidak terlalu kaget pada perubahan tersebut.
Konsistensi juga
penting dalam hal disiplin. Contohnya saat Anda mengatakan 'tidak boleh
memukul', saat si kecil untuk pertama kalinya memukul anak lain di taman
bermain, Anda harus terus mengatakan hal yang sama, jika ia
melakukannya untuk kedua atau ketiga kalinya.
2. Hindari Situasi yang Membuat Stres atau Marah
Saat
si kecil mulai menginjak usia balita, Anda sebaiknya meluangkan waktu
untuk memahami apa saja yang membuatnya marah. Biasanya adalah karena
mereka lapar, mengantuk dan perubahan mendadak.
Dengan melakukan
perencanaan, Anda sebenarnya bisa menghindari kemarahannya ini dan
membuatnya tetap tenang. "Misalnya saja, Anda jangan pergi ke
supermarket di waktu anak seharusnya tidur siang, jika tidak mau anak
tiba-tiba marah-marah," ujar dr. Lisa Asta, dokter anak di California
yang juga asisten professor di Universitas California.
3. Berpikirlah Seperti Anak Balita
Anak
balita belum bisa memahami segala sesuatunya apa adanya. Misalnya saja
soal bagaimana harus bersikap dengan benar dan sesuai aturan. Jadi saat
menghadapi si kecil, cobalah melihat dari perspektif anak untuk mencegah
dia tantrum.
"Anda bisa bilang, ibu tahu, kamu tidak suka mandi,
tapi kamu harus melakukannya," ujar Lerner. "Ucapan itu membuatnya
tidak terintimidasi. Kita seolah memahami perasaannya," tambahnya.
Memberikan
anak pilihan juga bisa Anda lakukan untuk menunjukkan kalau Anda
menghargainya dan memahami perasaannya. Misalnya saja, saat anak tidak
mau memakai sepatu, tanyakan saja padanya sepatu warna apa yang mau ia
pakai, merah atau biru. Dengan memiliki pilihan, anak merasa mereka
memiliki kontrol terhadap situasi yang sedang dialami.
4. Belajar Bagaimana Mengalihkan Perhatian
Saat
si kecil sudah lebih dari 10 kali melempar bola ke dinding ruang tamu
dan dia tidak berhenti meskipun Anda sudah menyuruhnya, inilah saatnya
Anda mengalihkan perhatiannya ke hal lain. Anda juga bisa mencoba
mengajaknya bermain di luar.
"Orangtua sebaiknya menciptakan
lingkungan yang bisa kondusif untuk perilaku balita," saran Rex
Forehand, PhD, Professor Psikologi di University of Vermont dan penulis
buku 'Parenting the Strong-Willed Child'.
"Jika mereka melakukan
hal yang seharusnya tidak dilakukan (seperti bermain bola di ruang
tamu), Anda seharusnya bukan melarangnya, tapi coba cari aktivitas
lain," tambah Rex.
5. Berikan Anak Time Out
Time
out merupakan salah satu fondasi untuk membangun disiplin anak.
Meskipun cara ini sebenarnya belum bisa benar-benar diterapkan saat anak
berusia balita.
Akan ada implikasi negatif jika Anda memberikan
anak balita time out terlalu lama. Anak akan merasa mereka nakal.
Padahal sebenarnya Anda ingin mengajarkannya bersikap yang baik.
Jika
Anda memberikan si kecil time out, batasi waktunya hanya 1-2 menit.
Jangan juga katakan pada anak kalau itu adalah time out karena anak di
bawah tiga tahun belum memahaminya. Gunakan kalimat yang lebih positif
untuk menyebut time out.
Lerner menyarankan buat tempat yang
nyaman untuk anak sehingga dia bisa tenang. Perbaiki sikapnya yang tidak
baik, namun jangan lupa juga untuk memberikan pujian atas sikap
baiknya.
"Jika Anda tidak memberikan pujian saat anak bersikap
baik, terkadang mereka akan melakukan hal buruk hanya untuk mendapatkan
perhatian," tambah Asta. Kalau Anda memuji anak atas perbuatan baiknya,
kemungkinan besar anak mau melakukannya lagi.
6. Tetap Tenang
Saat
si kecil mengalami tantrum di mall, Anda sudah pasti berusaha
menghindari tatapan orang yang lewat. Saat itu Anda pasti akan dengan
mudah tersulut emosi dan memarahinya. Merasa tetap tenang memang sulit,
namun dengan kehilangan kontrol diri, bisa membuat situasi semakin panas
dan Anda pun stres.
Coba tarik napas sejenak dan dinginkan
kepala. "Kemarahan malah akan membuat Anda lebih buruk dan merasa
bersalah. Hal itu juga tidak akan berdampak baik pada anak," saran
Forehand.
Sedangkan Lerner menyarankan, jangan tunjukkan emosi
Anda saat si kecil mengamuk. Bersikaplah seperti tidak ada yang terjadi.
"Diamkan saja sikap anak. Saat anak tahu kalau teriakannya tidak
menarik perhatian Anda, dia akhirnya akan lelah berteriak," tuturnya.