"Pada dasarnya hujan meteor Quadrantid pada rentang 1 hingga 5 Januari sudah terjadi. Dini hari nanti karena masih awal hanya akan ada beberapa meteor per jam," ujar Profesor Riset Astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (31/12/2010).
Perkiraan kasarnya, diharapkan ada 10 meteor per jam di awal turunnya hujan meteor ini. Nah, puncak dari fenomena ini adalah pada 3 Januari mendatang. Saat itu Anda bisa menyaksikan sekitar 100 meteor atau rata-rata 2 meteor per menit.
"Ini diduga asalnya dari debu komet baru bernomor katalog 1490 Y1 atau 1385 U1," ucap Djamaluddin.
Hujan meteor Quadrantid bisa dilihat di belahan langit utara, dari rasi bintang Bootes. "Bisa dibilang ini sebagai hujan meteor awal tahun," tambahnya.
Hujan meteor Quadrantid cukup populer lantaran produksi meteornya yang cukup banyak. Saat terjadi, meteor terpancar ke berbagai arah laksana kembang api. Produksi meteor yang banyak dikarenakan sebaran debu komet terkonsentrasi pada sabuk atau jalur debu yang relatif sempit. Sabuk ini dilintasi buni dalam waktu 5 hari. Ketika memasuki pusat sabuk komet maka akan menyebabkan produksi meteor maksimal.
"Mungkin nanti setelah tengah malam, bisa saja dilihat meteornya. Tapi bagi yang awam tidak akan mengetahui apakah meteor itu dari hujan meteor Quadrantid atau meteor sporadis," tutur pria berkacamata ini.
Pada dini hari nanti bulan belum terbit sehingga langit menjadi gelap. Kondisi ini sebenarnya menguntungkan lantaran tidak ada gangguan cahaya bulan sehingga hujan meteor relatif mudah terlihat.
"Kembang api sudah relatif berkurang juga, hanya saja bisa terganggu cahaya lampu dan bisa juga ada gangguan awan. Tapi dari pola awannya, sepertinya pada dini hari nanti agak cerah," tutur alumnus Universitas Kyoto, Jepang, ini.
Di Januari 2011, akan terjadi 6 hujan meteor lainnya. Salah satunya adalah hujan meteor Delta Cancrids. Saat terjadi, meteor seolah-olah muncul dari rasi bintang Cancer. Jumlahnya hanya beberapa meteor per jam. Dari segi popularitas termasuk hujan meteor sedang.
"Kebanyakan hujan meteornya lemah sehingga bagi orang-oarang yang non astronomi tidak mengenal," lanjut Djamaluddin.
Tidak saja di bulan Januari yang terjadi 7 kali hujan meteor, namun di bulan Agustus dan Juli juga ada hujan meteor dengan intensitas yang sama. Sedangkan pada November terjadi 6 kali hujan meteor. Hujan meteor terbanyak terjadi pada bulan Juni yakni 8 kali.
Setelah menyaksikan pesta kembang api, siapkah Anda menyaksikan guyuran hujan meteor?
Detik.com