7. Penjara bawah tanah Benteng Rotterdam, Makassar.
Fort
Rotterdam adalah benteng peninggalan kerajaan Gowa yang dibangun
tahun 1545, terletak di pinggir pantai, sebelah barat kota Makassar.
Bangunan dan taman-taman ini masih terawat dengan baik. Di sini ada
penjara bawah tanah tempat Pangeran Diponegoro dipenjara dan di dekat
pintu masuk benteng ini terdapat patung salah satu raja Gowa yang
terkenal Sultan Hassanudin.
6. Penjara Kalisosok, Surabaya
Kalisosok adalah sebuah daerah di Surabaya Utara, dekat dengan Kembang Jepun dan Rajawali. Di Kalisosok ini, berdiri sebuah penjara tua dari jaman penjajahan Belanda yang kerap digunakan untuk menyiksa para pejuang kemerdekaan Indonesia. Dahulu, Kalisosok terkenal dengan keangkeran dan seramnya tempat ini. Saat ini, selepas masa kemerdekaan Indonesia, penjara tersebut sudah mulai memudar pamornya. Kalisosok banyak menampung para narapidana politik dan kelas berat, terutama jika dikaitkan dengan situasi politik dalam negeri Indonesia pada tahun 1960-1970 an yang sedang panas-panasnya. Kisah penjara kalisosok tak lepas dari kisah penjara bawah tanahnya.
Kalisosok adalah sebuah daerah di Surabaya Utara, dekat dengan Kembang Jepun dan Rajawali. Di Kalisosok ini, berdiri sebuah penjara tua dari jaman penjajahan Belanda yang kerap digunakan untuk menyiksa para pejuang kemerdekaan Indonesia. Dahulu, Kalisosok terkenal dengan keangkeran dan seramnya tempat ini. Saat ini, selepas masa kemerdekaan Indonesia, penjara tersebut sudah mulai memudar pamornya. Kalisosok banyak menampung para narapidana politik dan kelas berat, terutama jika dikaitkan dengan situasi politik dalam negeri Indonesia pada tahun 1960-1970 an yang sedang panas-panasnya. Kisah penjara kalisosok tak lepas dari kisah penjara bawah tanahnya.
5. Penjara Sukamiskin, Bandung
Merupakan
salah satu penjara yang pernah mengurung Bung Karno. Penjara
Sukamiskin, merupakan peninggalan pemerintah Belanda. Penjara tersebut
dibangun pada 1918 dan baru berfungsi pada 1924. Dalam penjara
terdapat 552 sel. Saat ini, penjara dihuni sekitar 480 narapidana.
Bangunan asli khas Belanda, kental terlihat di Penjara Sukamiskin.
Bahkan, ruang bawah tanah yang dipakai untuk penjahat berbahaya masih
tetap dipelihara oleh petugas. Sayangnya, penjara bawah tanah
tersebut tertutup untuk umum. Penjara bawah tanah tidak dipergunakan
lagi. Sejak 1945, penjara bawah tanah sudah ditutup. Ruangan tersebut
kini dipakai sebagai gudang penyimpanan.
4. Gedung Polwiltabes Surabaya
Gedung ini telah direstorasi pada saat Irjen Pol Anang Iskandar
menjadi Kapolwitabes Surabaya 2007 lalu. Gedung utama menjadi utuh
lagi. Bunker untuk penjara bawah tanah dibuka lagi meskipun tidak
lagi dihuni.
Gedung utama ini memiliki empat ruangan utama. Semua
ruangan itu termasuk kusen pintunya tidak ada yang berubah. Sekarang
Kapolwil, Wakapolwil dan sejumlah kabag menempati gedung ini.
termasuk ada ruang rapat dan lobi yang langit langitnya tinggi. Di
bawahnya ada penjara bawah tanah yang tingginya satu meter. Pintu
masuknya ada dua, namun sekarang yang terlihat hanya satu di sisi
utara.
3. Gedung Merdeka, Bandung
Gedung
Merdeka di jalan Asia-Afrika, Bandung, Indonesia, adalah gedung yang
pernah digunakan sebagai tempat Konferensi Tingkat Tinggi
Asia-Afrika tahun 1955. Pada saat ini digunakan sebagai museum.
Pada usianya yang lebih dari satu abad, gedung ini masih menyimpan
banyak cerita. Selain ruangan bawah tanahnya yang penuh tanda tanya,
termasuk penjara bawah tanahnya. Satu terowongan bawah tanah di
sekitar ruangan bawah tanah itu juga disinyalir menghubungkan Gedung
Merdeka dengan gedung tua lainnya.
Jalan masuk ke ruang bawah
tanah di Gedung Merdeka dapat diakses dari pinggir gedung itu,
tepatnya dari Jl. Cikapundung Timur. Pintu masuk ruangan bawah tanah
berada di depan gedung yang dulunya berfungsi sebagai Perpustakaan
Daerah Jawa Barat. Jika tidak saksama, pintu masuk ke ruang bawah
tanah tidak akan terlihat. Namun, jika diperhatikan, lorong menurun
selebar satu meter dan tinggi sekitar dua meter.
2. Museum Fatahillah, Jakarta
Museum
Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau
Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman
Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter
persegi.
Gedung ini dulu adalah Stadhuis atau Balai Kota, yang
dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jenderal Johan
Van Hoorn. Bangunan balaikota itu serupa dengan Istana Dam di
Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian
timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor,
ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai
penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan
sebagai Museum Fatahillah.
1. Gedung Lawang Sewu, Semarang
Gedung
yang sudah sangat terkenal dengan wisata angkernya ini berada di
Semarang. Merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg
Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun
1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelmina
Plein.
Pada masa penjajahan Jepang, Ruangan bawah tanah gedung
ini dirubah menjadi Penjara bawah tanah atau dikenal sebagai Penjara
Jongkok, hal ini karena penjara ini memiliki luas ruangan yang sempit
dengan atap yang rendah.
Penjara bawah tanah Lawang Sewu ini
sering dijadikan sebagai tempat eksekusi para pemuda Indonesia yang
melakukan perlawanan terhadap Jepang dan jasad-jasad mereka dibuang
ke kali yang terletak di sebelah gedung ini. Saksi bisu perlawanan
bangsa Indonesia ketika penjajahan Jepang.