Daftar Isi Cerobong

Tempat Sarang Bakteri

Karena ukurannya yang renik, kuman dan bakteri tidak bisa kita lihat, sentuh, atau cium baunya. Namun, sebersih apa pun suatu benda terlihat, bisa dipastikan bahwa benda itu dipenuhi bakteri, termasuk di permukaan kulit kita. Faktanya, bakteri memang ada di mana-mana. Cermati tempat-tempat tak terduga berikut, tempat favorit bakteri bersarang.
Menu restoran
Mungkin Anda mengira tangan Anda cukup bersih sebelum duduk di meja restoran. Namun, apakah tangan Anda sudah dicuci saat makanan terhidang di meja Anda? Penting diketahui bahwa menu restoran banyak mengandung kuman karena banyaknya tangan yang sudah menyentuhnya.

Tas kosmetik
Bila Anda bukan orang yang gemar berbagi kosmetik dengan orang lain, maka jumlah bakteri yang menghuni tempat kosmetik Anda akan minimal. Lain halnya jika Anda sering tukar-menukar alat kosmetik dengan orang lain. Itu sebabnya, biasakan mencuci tangan sebelum mengaplikasi kosmetik ke wajah Anda.

Mainan anak
Bila balita Anda suka memasukkan mainan ke dalam mulutnya, rajin-rajinlah menjaga kebersihannya. Mainan anak tidak bebas dari kotoran dan debu karena itu harus dicuci secara berkala. Untuk mainan berbulu lembut seperti boneka, Anda bisa membawanya ke binatu.

Majalah di ruang tunggu dokter
Selain karena disentuh oleh banyak pasien, majalah di ruang tunggu dokter pada umumnya juga lembab sehingga bakteri senang tumbuh di sana. Penelitian menunjukkan, virus flu bisa bertahan selama dua minggu di sana.

Kantong belanja
Gaya hidup "hijau" bisa membuat Anda sakit jika Anda tidak rajin mencuci dan mengeringkan kantong belanja daur ulang yang rutin dibawa belanja. Separuh dari kantong belanja yang diuji oleh tim dari University of Arizona terdapat mikroba berbahaya, termasuk E.coli.

Talenan dan pisau
Gunakan selalu talenan dan pisau yang berbeda untuk bahan mentah dan masakan matang. Talenan dan pisau yang biasa dipakai untuk memotong bahan mentah, seperti daging atau sayuran, bisa menjadi sarana penularan bakteri.

Fakta bahwa ada triliunan kelompok bakteri yang hidup di kulit dan dalam tubuh kita tentu membuat kita bergidik ngeri. Namun, sejauh manusia tak mungkin hidup tanpa makanan dan nutrisi, kita tak mungkin hidup tanpa bakteri.

Di dalam sistem pencernaan, bakteri membantu mencerna makanan, seperti serat yang berasal dari sayuran, yang tidak bisa kita cerna sendiri. "Kita mendapatkan nutrisi dari makanan yang diasup berkat jasa bakteri," kata Anne Maczulak, ahli mikrobiologi dan penulis buku Allies and Enemies: How the World Depends on Bacteria.

Bakteri jualah yang menyuplai kebutuhan vitamin kita, seperti biotin dan vitamin K. Penelitian yang dilakukan pada kelinci percobaan yang dibiakkan di lingkungan steril tanpa bakteri menunjukkan hewan malang itu kekurangan gizi dan mati lebih cepat dibanding hewan yang memiliki bakteri dalam tubuhnya.

Di luar tubuh, jutaan bakteri yang terdiri dari 200 jenis itu mendominasi lingkungan kulit. Baik di dalam maupun luar tubuh, paparan terhadap bakteri terbukti sangat penting untuk meningkatkan sistem imun.

Menurut Gerald Clalahan, ahli mikrobiologi, paparan terhadap bakteri, baik yang jinak maupun berbahaya, akan memancing respons sistem kekebalan tubuh untuk melawan serbuan patogen pada masa selanjutnya. Pada penelitiannya yang dimuat dalam New England Journal of Medicine, ia juga menunjukkan bahwa bayi dan anak-anak yang hidup di lingkungan terlalu bersih justru lebih rentan menderita asma dan alergi.

Dalam tubuh kita, jumlah bakteri baik dan bakteri jahat biasanya seimbang. Namun, jika jumlah patogen terlalu banyak, maka biasanya akan timbul gangguan penyakit atau infeksi. (fn/k2m) www.suaramedia.com